Dataradio.id
Pagi itu lahir dari rahim timur. Mentari menebar senyum pertama, menyentuh wajah-wajah muda yang berbaris dengan harapan. Deru mesin dan langkah-langkah tergesa menjadi irama kota yang tak pernah lelah mengejar mimpi.
Di gedung Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Depok, hari Rabu, 12 November 2025, suasana berubah menjadi ruang sejarah kecil, tempat kata-kata beradu rasa, dan suara-suara belia menggugah jiwa bangsa.
Di sanalah para pelajar SD, SMP, hingga SMA se-Kota Depok menulis dan melafalkan puisi dengan hati yang bergetar. Mereka bukan sekadar peserta lomba, mereka adalah penulis masa depan, penyair yang menganyam makna dari cita-cita dan perjuangan.
Napas berat terdengar saat panitia menyiapkan pengumuman. Dada berdebar, tangan menggenggam erat tangan orang tua, seolah harapan digantungkan pada detik yang rapuh itu. Keheningan menutup ruang, sampai suara Adi Rakasiwi, wartawan senior, membacakan nama-nama pemenang dengan lantang dan penuh hormat.
Lalu pecahlah tepuk tangan, air mata bahagia pun menetes, bukan hanya dari para pemenang, tetapi juga dari guru, kepala sekolah, dan para orang tua yang menyaksikan hasil kerja keras anak anaknya. Di antara mereka, hadir pula wakil ketua DPRD Kota Depok Yeti Wulandari, Kabid SMP Disdik Kota Depok M. Yusup, Ketua MKKS Sumarno, serta Ketua PWI Kota Depok bersama jajarannya. Semua larut dalam kebanggaan yang sama, bahwa puisi masih punya tempat di hati generasi muda.
Kegiatan ini terselenggara berkat kolaborasi hangat antara PWI Kota Depok, Forum Indonesia Emas, dan Optik Sejahtera, sebuah persembahan kecil dalam semangat memperingati Hari Pahlawan.
Dan inilah mereka, para bintang pagi yang bersinar di langit sastra Depok:
Juara I-Aliza Cantika Ariana (SMPN 2 Depok) Karya: “Asa Untuk Generasi Emas”
Juara II- M. Fajar Putra Ramadhan (SMP TQT Maninatul Quran Depok) Karya: “Piring Cinta dari Negeri Tercinta”
Juara III-Raihan Syahputra (SMPN 9 Depok) Karya: “Sebutir Nasi, Sejuta Arti”
Juara IV-Elok Permataputri (SMPN 32 Depok) Karya: “Generasi Sehat dan Produktif Menuju Generasi Emas 2045”
Mereka bukan hanya menulis puisi, mereka menulis masa depan. Dan pagi yang cerah itu, tak hanya milik matahari, tapi juga milik anak-anak Depok yang belajar menyalakan cahaya dari kata-kata. (nez)
